Imam, adik laki-laki saya satu-satunya, hari ini genap berusia 16 tahun. Saya belum sempat mengirimkan kado untuknya, pun hingga tulisan ini selesai saya masih belum mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Begitulah, kami memang bukan tipikal keluarga yang so sweet, terutama saya dan Imam. Kami jarang sekali ber-so-sweet-so-sweet-ria dengan saling melemparkan ucapan 'happy birthday' ketika salah satu di antara kami ulang tahun, 'semoga cepat sembuh' ketika ada yang sedang sakit, atau 'anak pintar!' ketika kami memperoleh nilai yang baik dalam ujian. Kami memang jarang bermain kata-kata untuk mengungkapkan sesuatu. Kami lebih suka melakukan sesuatu dibandingkan mengucapkan sesuatu.
Dan makhluk yang palik cuek di keluarga kami tentu saja saya dan Imam. Untungnya Salwa, adik bungsu saya yang paling cerewet sedunia, tidak mengikuti jejak kami berdua. Dia satu-satunya yang paling peduli, paling manis, paling baik, paling cerewet, paling pengertian, dan tentunya paling mau disuruh-suruh di rumah. Ketika saya sedang sakit, Salwa selalu datang ke kamar dan tiduran di sebelah saya. Terkesan sok dewasa, dia menanyai apakah saya sudah sehat dan mau dibawakan makanan apa. Manis sekali. Berbeda posisinya ketika Salwa yang sedang sakit. Justru kami malah datang ke kamarnya dan satu persatu menciumi pipinya yang menggemaskan hingga dia berteriak, hehe (kakak macam apa -_-). Di antara kami bertiga saya rasa justru Salwa lah yang lebih pantas jadi kakak pertama (-.\). Sebenarnya masih banyak cerita lucu tentang adik mungil saya, Salwa. Tapi berhubung hari ini adalah ulang tahun Imam, saya mau bercerita banyak tentang adik laki-laki saya satu ini.
Dan makhluk yang palik cuek di keluarga kami tentu saja saya dan Imam. Untungnya Salwa, adik bungsu saya yang paling cerewet sedunia, tidak mengikuti jejak kami berdua. Dia satu-satunya yang paling peduli, paling manis, paling baik, paling cerewet, paling pengertian, dan tentunya paling mau disuruh-suruh di rumah. Ketika saya sedang sakit, Salwa selalu datang ke kamar dan tiduran di sebelah saya. Terkesan sok dewasa, dia menanyai apakah saya sudah sehat dan mau dibawakan makanan apa. Manis sekali. Berbeda posisinya ketika Salwa yang sedang sakit. Justru kami malah datang ke kamarnya dan satu persatu menciumi pipinya yang menggemaskan hingga dia berteriak, hehe (kakak macam apa -_-). Di antara kami bertiga saya rasa justru Salwa lah yang lebih pantas jadi kakak pertama (-.\). Sebenarnya masih banyak cerita lucu tentang adik mungil saya, Salwa. Tapi berhubung hari ini adalah ulang tahun Imam, saya mau bercerita banyak tentang adik laki-laki saya satu ini.