Teman-teman, pernah nggak sih ketika siang hari kalian
merasakan panas yang luar biasa? Panas yang sungguh menyengat hingga rasanya
kalian ingin melepas pakaian atau bahkan segera terjun ke kolam terdekat atau
membuat kalian ingin segera menenggak sebotol minuman dingin bersoda? Panas
yang sungguh terik yang membuat mood
kalian berubah seketika bahkan menimbulkan nyeri di kepala? Panas yang sungguh membakar
hingga membuat kalian ingin segera mengakhiri kegiatan apapun di luar dan cepat-cepat
kembali ke rumah? Apapun jenis panasnya saya yakin kita semua pasti pernah merasakannya
dalam kondisi yang berbeda-beda. Karena sebagai penduduk negara tropis, ini
adalah hal yang sangat lumrah. Namun, apakah hal yang lumrah ini lantas membuat
kita tak perlu menciptakan hal-hal inovatif di sekitar kita? Hmm...
Source : bchydro.com |
Gerah, pusing, dan lelah. Tiga kata itu merupakan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan saya setiap kali mengikuti perkuliahan di kampus menjelang tengah hari, di mana saat itu terik matahari yang saya rasakan biasanya terasa tidak manusiawi lagi. Apalagi kelas perkuliahan saya dipenuhi dengan kapasitas mahasiswa yang berlebih, AC di ruangan kelas tak lebih dari sekedar aksesori, ditambah dengan jalannya perkuliahan yang terasa alot karena terlalu banyak dijejali teori. Jadilah sepanjang perkuliahan itu saya habiskan dengan mengutuk diri saya sendiri, yang ternyata tanpa saya sadari selama ini turut ambil andil dalam memperbesar efek global warming sehingga mengakibatkan jarak antara bumi dan matahari seolah hanya tinggal beberapa senti.
Di saat-saat gerah seperti itu saya berpikir, bagaimana sih
caranya agar energi panas yang luar biasa ini bisa dikonversikan menjadi
sesuatu yang dingin? Loh, emang bisa? Hmm, hal ini terdengar mustahil memang, karena
yang kita tahu panas dan dingin merupakan dua hal berbeda yang saling berlawanan.
Tapi ternyata di belahan bumi lainnya, tepatnya di negara Belanda, seorang Henk
de Beijer menyatakan tidak ada kemustahilan untuk sebuah inovasi yang
menakjubkan. Tahun 2013 lalu, seorang penemu sekaligus pengusaha asal Belanda
ini ternyata berhasil membuat sebuah inovasi unik loh! Inovasinya mampu memanfaatkan
energi panas berlebih yang berasal dari matahari maupun limbah panas pabrik atau
perkantoran menjadi sebuah sistem pendingin yang ramah lingkungan. Woaa...
Sepertinya bagi kita yang seringkali badmood
karena panas, ada baiknya kita mengenal lebih jauh inovasi keren temuan
Henk de Beijer ini.
Sekilas
tentang SolabCool
Yap!
Namanya adalah SolabCool. Inovasi ini pertama kali tercetus ketika Henk de
Beijer melihat peluang pasar bahwa terdapat hampir 500.000 rumah di Belanda
yang saling terhubung dalam sebuah jaringan listrik pemanas. Pemanas ini akan
sangat efisien ketika digunakan saat musim dingin. Namun, ketika musim panas, sedikit
sekali warga yang mau menggunakan jaringan ini di rumah mereka. Henk de Beijer
kemudian berpikir bagaimana caranya agar jaringan ini dapat digunakan baik di
musim dingin maupun di musim panas. Dan, satu-satunya cara adalah dengan
mengubah panas yang terdapat dalam jaringan menjadi pendingin sehingga tetap
bisa digunakan saat musim panas.
Awalnya
banyak yang mencibir ide Henk de Beijer karena ini terdengar sangat mustahil.
Tetapi, de Beijer mampu membuktikan rasionalitas idenya dengan mengambil contoh
cara kerja pabrik pembakaran sampah (insinerasi) di Desa Duiven di Belanda yang
mampu memasok panas hingga 70 MW ketika musim dingin, dan hanya memasok panas 7
MW saja ketika musim panas. Selanjutnya, ide de Beijer untuk membentuk sistem
pendingin ini kemudian didukung oleh TNO (organisasi penelitian independen
Belanda), dan Universitas Teknologi Eindhoven yang bekerjasama untuk KIC
InnoEnergy sehingga lahirlah SolabCool.
Source : www.kic-innoenergy.com |
Bagaimana
sih cara kerja SolabCool?
Teman-teman,
taukah kalian bahwa cadangan energi fosil (gas, minyak bumi, dan batu bara) di
dunia ini hanya bisa mencukupi hingga tahun 2088? Itu artinya diperkirakan 73
tahun dari sekarang kita bakal kehabisan sumber bahan bakar. Nah, untuk
membantu memperlambat kelangkaan energi, namun di sisi lain juga dapat
digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan manusia akan pendingin, SolabCool
diciptakan dengan memanfaatkan energi surya maupun perpaduan limbah panas dari
pabrik untuk kemudian diolah menjadi sistem pendingin.
Prinsip
teknologi SolabCool ini adalah ‘solid
sorption’ atau penyerapan padat yang memiliki sifat higroskopis sehingga
mampu menyerap cairan. Proses ini terjadi di inti SolabCool yang berupa pompa
panas thermo-kimia. Pompa panas thermo-kimia terdiri dari dua ruang silinder.
Di setiap ruangnya terdapat reaktor, kondensor, dan evaporator yang berfungsi
memberikan pendinginan ketika proses pengisian maupun pemakaian. Proses
lengkapnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
Proses charging |
Proses discharging |
Nah,
singkatnya, proses yang terjadi di dalam SolabCool ini adalah dengan
menggunakan benda padat seperti silika yang mampu menyerap kelembaban air.
Selanjutnya silika ini dipanaskan dengan menggunakan energi panas (65°C - 95°C)
yang diperoleh dari panas matahari maupun panas limbah pabrik atau lainnya agar
uap air keluar dan terkondensasi. Jika menginginkan uap air lebih, maka dapat
menambahkan energi panas yang lebih pula. Dan voila! udara di sekitar kita akan terasa jauh lebih dingin.
Apa
saja kelebihan SolabCool ini?
Selain menggunakan sumber energi alternatif, ternyata
SolabCool juga membantu mengurangi emisi gas CO2 dan mampu
mendinginkan dengan biaya yang bahkan jauh lebih murah daripada AC
konvensional. Ini artinya dengan menggunakan SolabCool, secara tidak langsung
sudah membantu mengurangi pemakaian bahan bakar fosil sekaligus mengurangi efek
global warming. Selain sebagai bentuk
efisiensi ketika musim panas, penggunaan SolabCool juga dinilai ramah
lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh salah satu mahasiswa Utrecht University, Friso Huizinga, menunjukkan
bahwa teknologi PV-T (Hybrid solar
photovoltaic-thermal systems) dalam SolabCool yang digabungkan dengan air
merupakan desain PV-T yang paling menguntungkan karena mampu menghasilkan
energi panas dan listrik yang paling maksimal. Sehingga, jika digabungkan dengan
chiller akan lebih efisien menurunkan
suhu di ruangan ataupun di lingkungan sekitar. Saat ini SolabCool juga sudah
mengeluarkan produk terbaru loh, yaitu SolabChiller khusus untuk perumahan dan
SolabCascade untuk lingkup yang lebih besar seperti perkantoran.
Gimana
teman-teman? Tertarik untuk mencoba inovasi Belanda yang keren dan unik ini?
Atau teman-teman jadi tertarik untuk berinovasi sendiri supaya bisa mengatasi
panas menyengat di siang hari? Lihat, hanya dari sebuah ide sederhana SolabCool
ini, Henk de Beijer akhirnya bisa menghasilkan inovasi luar biasa yang bisa
bermanfaat tak hanya untuk masyarakat Belanda saja, tapi juga bagi penduduk
bumi. Nah, kita yang memiliki musim panas lebih panjang dari Belanda, harusnya juga
bisa menghasilkan inovasi yang lebih banyak lagi. Ingat pepatahnya John S.
Herrington,
“There
are no dreams too large, no innovation unimaginable, and no frontiers beyond our
reach.”
Referensi
Elemen : Fire
0 comments:
Post a Comment