Mar 17, 2015 | By: Unknown

Current Status : Lagi PDKT

Menginjak usia 20 tahun rasanya gak bakalan seru ya kalo gak ada bumbu-bumbu percintaan di sela-sela aktivitas sehari-hari. Eh tunggu, tapi sebenarnya memang gak perlu nunggu sampe usia 20 tahun juga sih ya, yang namanya cinta uda pasti bakal menghampiri setiap insan di muka bumi ini. Siapapun, di manapun, kapanpun, mau usia berapapun. Semua pasti merasakan apa yang namanya cinta..

Nah, tapi nih... cinta itu banyak banget definisinya, begitu pula cara orang-orang mengartikan maksud dari sebuah kata 'cinta' dengan banyak jenis dan genrenya. Masing-masing tentunya punya teori sendiri bagaimana untuk mengapresiasikan cinta. Dimulai dengan cinta pada diri sendiri, cinta pada yang telah menciptakan kita, cinta pada orang tua, cinta pada keluarga, cinta pada teman  (agak rancu ya?), cinta pada lawan jenis (atau sesama jenis ._.), cinta pada hewan peliharaan, cinta pada benda kesayangan, atau bahkan cinta pada makanan (curhat). Kita boleh mencintai siapa saja dan apa saja, dan untungnya tak ada undang-undang yang melarang untuk jatuh cinta pada siapapun atau apapun itu yang bisa membuat kita jatuh cinta. Asal... semua itu tidak berlebihan.





Tapi parahnya sekarang saya malah mencoba untuk mencintai dengan selebih-lebihnya. Saya ingin mencintai lebih, lebih, dan lebih lagi dari rasa cinta saya sebelumnya. Saya baru sadar betapa bodohnya saya selama ini. Berlari, terjatuh, berdiri kembali, beberapa kali disakiti (ehm, sebenarnya cuma sekali ding, halah curhat lagi), bertanya kesana kemari, mencari sana sini, hanya untuk menemukan sang pujaan hati yang benar-benar sepenuhnya bisa mencintai. Tapi saya tak sadar diri, selama ini ada yang selalu mengawasi, yang diam-diam selalu melindungi di kala saya sendiri, membantu saya ketika saya sedih, memberikan kejutan-kejutan kecil yang bahkan tak pernah terbesit di kepala ini. Sedihnya... saya yang dicintai ini ternyata tak tahu berterima kasih. Saya malah sibuk mencintai hal lain yang sejatinya tak akan pernah bisa memberikan cinta yang besar dan dahsyat seperti Dia yang selalu mencintai.

Bodoh ya?
Kalo kata orang-orang jaman sekarang sih gini, "lu mah bego bingits.."

Dan sekali lagi saya bersedih... *megang jilbab, merenung sambil ngaca* *buru2 melipir ke kolong tempet tidur* *nyariin jarum pentul satu-satunya yg ternyata uda lepas dari jilbab*

Seusai menemukan jarum pentul karatan satu-satunya, sembari mengenakan jilbab saya termenung kembali. Berpikir. Duduk di atas karpet. Pindah lagi ke dekat jendela. Ngomong ke cermin.
Kemana saja saya selama ini? 
Di usia yang sudah seperlima abad ini saya baru menyadari. 
Saya harus kembali berbenah diri. 
Saya harus mulai dari awal lagi.!
Ya, mencintai dengan sebenar-benarnya dengan sepenuh hati saya, memberikan cinta saya seutuhnya hanya kepada si Dia. 
Dia, yang dengan penuh cinta dan kasih sayangnya telah menciptakan saya sedemikian rupa.


Maka dari itu, sekarang saya lagi gencar-gencarnya melakukan PDKT. Mulai rajin ngelakuin hal-hal yang disenangi sama Dia, dan sebisa mungkin meninggalkan sesuatu yang dibenci banget sama Dia. Tiap sepertiga malem, ngedeketin Dia, ngobrol empat mata. Adem banget, gak ada yang gangguin kita. Lima kali sehari saya curhat, ngomongin masa depan, minta diberi kemudahan, minta diberi perlindungin, minta maaf atas semua kekhilafan saya dulunya, minta ini, minta itu. Bahagianya lagi Dia selalu memberikan lebih dari apa yang saya minta, bahkan dengan cara-cara yang tak pernah saya duga.

Saya selalu merasakan hidup saya dipenuhi kejutan-kejutan yang luar biasa. Apapun itu, saya selalu berusaha mensyukurinya. Percayalah, saya tidak mengada-ada. Berapa kali saya mengalami hal-hal yang kerap membuat saya menangis tanpa jeda. Bukan karena apa, saya merasa Dia benar-benar menyayangi saya, memberikan sesuatu yang.... astaga... ini semua benar-benar di luar nalar saya. Terkadang saya menangis karena justru saya merasa tak pantas menerima apa yang telah Dia berikan kepada saya, mengingat bagaimana dulunya saya hanya sekedarnya saja mencintai Dia.

Adakalanya Dia memang menguji saya. Saya tahu, saya sadar. Ujian itu untuk melihat seberapa besar dan seberapa tinggi derajat saya mencintai Dia. Terkadang pula saya hampir menyerah. Tapi kembali saya bulatkan tekad saya. mensinkronisasikan hati dan pikiran saya untuk tetap berada di jalan-Nya. Berusaha sesulit apapun meredam ego dan amarah. Hingga akhirnya semakin dalamlah kecintaan saya pada Nya... dan lenyaplah kegamangan dalam hidup saya.


Semoga proses PDKT saya ini bisa berjalan lancar ya, hingga ke tahap yang paling tinggi dalam proses mencintai. Saya ingin cinta saya ini semakin tumbuh dan bersemi. Sehingga saya semakin mencintai Dia lebih, lebih, dan lebih lagi. :)



Kamar no 15 Kos Putri Banjarsari
Dalam suasana hujan, dibaluti rasa syukur yang tak berkesudahan.




0 comments:

Post a Comment