Oct 14, 2015 | By: Unknown

Be The 'Judge' and Win Trip to Shanghai!!

Hola fellas!!


Masih ingat kan tentang even terhits yang baru aja diposting di blog ini? Pasti masih ingat lah ya, Fashion Crowd Challenge 2015 mah emang dahsyat banget acaranya! Nah, kalo kemaren waktunya buat para desainer fashion Indonesia submit ide-ide kreatif mereka, sekarang waktunya buat kita-kita menilai hasil karya mereka dengan menjadi Judge!


Jadi Judge? Emang bisa?



Ini nih yang unik dan menarik banget dari Fashion Crowd Challenge 2015. Seperti yang sudah diulas di postingan sebelumnya, even ini memberi peluang bagi siapapun di manapun  berada untuk ikut berpartisipasi. Gak tanggung-tanggung, hadiahnya bikin kamu mikir dua kali kalo ini beneran mimpi atau enggak. Fantastic banget pokoknya!


Nah, bagi kamu yang ketinggalan kesempatan untuk submit karya terbaikmu nggak perlu kecewa, karena masih ada kesempatan untuk memenangkan award FCC 2015 dengan menjadi juri alias judge. Siapapun bisa menjadi juri, karena sistem penilaian FCC 2015 menggunakan CES atau Crowd Evaluator System.



So, kali ini jangan ketinggalan kesempatan lagi ya. Karena periode untuk menjadi juri dan memberikan penilaian serta voting desainer hanya dibuka dari tanggal 08 Oktober 2015 sampai dengan 15 Oktober 2015!


Oct 7, 2015 | By: Unknown

Fashion Crowd Challenge 2015, Everyone Can Join It!

"Don't make fashion own you, but you decide what you are and what you want to express" - Gianni Versace



Sejatinya, fashion merupakan hal yang sangat melekat pada diri manusia. Siapapun itu pasti memiliki ciri khas masing-masing yang ditunjukkan melalui fashion yang dikenakannya. Fashion bisa dibilang sebagai bahasa yang lebih instan. Artinya, melalui fashion seseorang dapat menunjukkan identitas diri meraka tanpa harus banyak bicara.

Tapi sayangnya, fashion kerap disalahartikan. Banyak yang menganggap bahwa fashion identik dengan sesuatu yang 'mahal' dan 'mewah' yang hanya berlaku untuk segelintir orang saja. Padahal, setiap orang sebenarnya bisa menciptakan fashion mereka masing-masing karena....


Fashion is not something that exists in dresses only.
Fashion is in the sky, in the street
Fashion has to do with ideas, the way we live,
what's happening. - Coco Chanel


See? Semua orang bisa menciptakan fashionnya sendiri kan?
Nah, ngomong-ngomong tentang fashion nih, saya punya kabar baik untuk seluruh pecinta dan penikmat fashion di seluruh Indonesia.


Fashion Crowd Challenge 2015 is waiting for you!


May 19, 2015 | By: Unknown

I Love You, Honey...

Hai gals... Apa yang bakal kalian lakukan ketika mulai suka, tertarik, atau bahkan jatuh cinta sama seseorang? 

Hmm... Let me guess!

Pasti hal pertama yang dilakukan adalah langsung ngepoin medsos si doi kan? Mendadak langsung punya keahlian yang ngalah-ngalahin agen FBI buat mengulik berbagai informasi seputar doi yang udah sukses bikin kamu jatuh hati. Bener gak tuh? Hehe. Gimana saya bisa tau? Ehm, sebenernya sih saya juga termasuk salah satunya, hehe. Saya lagi jatuh cinta nih. Makanya sekarang ini saya juga lagi getol-getolnya ngepoin sesuatu.


Sesuatu?? 


Iya, sesuatu. Soalnya saya memang lagi jatuh cinta sama sesuatu. Bukan seseorang lho ya. Soalnya jatuh cinta sama seseorang udah mainstream sih, hehe (padahal sebenernya emang uda putus asa karena kelamaan jomblo T_T). 


Nah, gals. Yuk langsung aja kenalan sama 'sesuatu' yang udah bikin saya jatuh hati. Namanya Honey. Dan kali ini saya akan membeberkan semuuuuua rahasia tentang Honey, yang tentunya akan membuat teman-teman semua, gak cuma saya saja, bakalan jatuh hati sama si Honey. Let's see!







Apr 28, 2015 | By: Unknown

Virus Free Air, Solusi Polusi Negeri Kaya Inovasi

Bagi para penikmat sinetron Indonesia, kalian tentunya tahu sinetron Si Doel Anak Sekolahan kan? Apalagi sinetron Tujuh Manusia Harimau ya, yang saat ini ditonton jutaan masyarakat Indonesia. Nah, jika kalian merasa akrab dengan kedua sinetron ini sudah dipastikan kalian pun mengenali sosok yang memerankan tokoh utamanya. Siapa mereka? Yap! Benar sekali. Pemeran utama dalam kedua sinetron tadi adalah Rano Karno dan Samuel Zylgwyn. Lantas, ada apa dengan kedua orang ini? Baiklah, sebelum teman-teman membaca lebih jauh, akan saya pastikan terlebih dahulu bahwa tulisan ini bukanlah artikel gosip yang akan membahas tentang seluk-beluk kedua artis tadi. Eits, tunggu dulu. Teman-teman tak perlu kecewa, karena terinspirasi dari kedua artis ini saya justru menemukan informasi mengenai sebuah teknologi canggih dari negeri kaya inovasi. Penasaran? Beginilah ceritanya....


Sumber foto : john.do


SolabCool, Inovasi Negeri Belanda yang Benar-Benar Cool!


          Teman-teman, pernah nggak sih ketika siang hari kalian merasakan panas yang luar biasa? Panas yang sungguh menyengat hingga rasanya kalian ingin melepas pakaian atau bahkan segera terjun ke kolam terdekat atau membuat kalian ingin segera menenggak sebotol minuman dingin bersoda? Panas yang sungguh terik yang membuat mood kalian berubah seketika bahkan menimbulkan nyeri di kepala? Panas yang sungguh membakar hingga membuat kalian ingin segera mengakhiri kegiatan apapun di luar dan cepat-cepat kembali ke rumah? Apapun jenis panasnya saya yakin kita semua pasti pernah merasakannya dalam kondisi yang berbeda-beda. Karena sebagai penduduk negara tropis, ini adalah hal yang sangat lumrah. Namun, apakah hal yang lumrah ini lantas membuat kita tak perlu menciptakan hal-hal inovatif di sekitar kita? Hmm...

Source : bchydro.com

Apr 16, 2015 | By: Unknown

Hyperthymesiac's Undelivered Letter

Untuk teman kecil sekaligus sepupuku, 
Yang tak lama lagi akan memulai lembaran baru bersama dia yang telah berhasil menemukanmu sebagai penyempurna tulang rusuknya...

Ketika mendengar berita ini dari ibu, yang kulakukan pertama kali adalah diam.
Diam untuk sejenak, hingga tak sadar diamku justru mendesak sistem limbik untuk mengeluarkan beberapa tetes lakrimal.
Bukan, bukannya sedih. Aku bahagia untukmu. Sungguh bahagia.
Saking bahagianya aku harus bersembunyi di balik pintu kamar agar ibuku tak tahu bahwa mataku mulai memerah. Kau tau kan, pantang bagiku untuk terlihat seperti itu di depan ibu.

Apr 12, 2015 | By: Unknown

Google, I'm Into You!

Hi fellas, do you love Google? 
If you ask me, I'll certainly answer you with a BIG YES. 
If you ask me why? Hmm... let me tell you my journey. Then you'll understand why I love everything's about Google that much.
(But, it's important to be noted that I ain't kinda a geek. hehe)



My journey to find you


Pertama kali dikenalin sama komputer itu waktu saya lagi duduk di kelas 4 SD. Eh belum dikenalin juga ding, ceritanya dikenalin dulu sama mesin tik. Nah, waktu itu saya suka banget sama benda-benda yang punya tuts-tuts, kayak piano sama mesin tik. 

Khusus mesin tik, entah kenapa saya suka sekali melihat orang-orang mengetuk-ngetukkan jari mereka ke tuts-tuts warna hitam dengan rentetan bunyi khasnya yang kemudian diakhiri dengan bunyi "ting" itu. Saya sendiri tidak punya mesin tik, makanya tiap pulang sekolah (waktu SD) saya selalu menghampiri ayah saya yang bekerja sebagai guru SMP. Bukan untuk menemui ayah saya, yang saya tuju justru kantor TU nya. Di sana setiap jam istirahat saya selalu mencoba menggunakan mesin tik sesuka hati saya, ya.. meskipun cuma mesin tik rusak sih sebenarnya. 

Entah apa yang ada di pikiran saya saat itu, saya minta pada orang tua saya untuk didaftarkan ke kursus mengetik, di mana saat itu teman-teman saya kebanyakan justru tidak peduli dengan les semacam ini. Mereka lebih memilih les bahasa Inggris, les MTK, karate, drumband, dan sebagainya. Setidaknya mereka mengikuti les dengan orang-orang seumuran mereka. Sedangkan saya? Baru berusia 9 tahun di kursus mengetik ini membuat saya otomatis menjadi manusia termuda jika dibandingkan dengan peserta les lainnya yang berusia 17 tahun ke atas.

Hampir setiap sore saya selalu pulang sendiri dengan berjalan kaki sejauh 2 km sehabis kursus mengetik. Kadang-kadang diantar dan dijemput kalau orang tua saya sedang tidak sibuk. Biasanya Ibu saya selalu sibuk mengurusi adik laki-laki saya yang masih kecil, dan ayah saya setiap sore harus bekerja sebagai nelayan. Saya, yang punya keinginan segudang ini tidak bisa dengan egoisnya minta ini itu pada orang tua saya. Jadi, saya selalu berusaha sendiri dan mandiri. Ikut lomba sana-sini, dan melenyapkan rasa takut saya untuk pergi sendiri ke sana kemari. 

Mungkin orang tua saya bisa melihat kegigihan di mata saya. Atau, mungkin juga sebenarnya orang tua saya kasihan melihat saya yang kurus, kecil, dan dekil ini harus pulang pergi sejauh 4 km demi kursus mengetik. Takut-takut saya diculik (padahal sepertinya memang tak ada yang berminat menculik saya), jadinya orang tua saya membelikan saya komputer di rumah. Hmm...

Apr 8, 2015 | By: Unknown

Sleepwalker

"Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?" - Nishimura Kazuto

Sepenggal kalimat di atas adalah kalimat favorit saya ketika mengenal novel-novel karya penulis terkenal nan bersahaja, Ilana Tan. Saya jatuh cinta pada karya-karyanya sejak SMA dan sudah menghatamkan tetralogi novelnya. Unik, menarik, dan selalu membuat dada saya berdebar ketika menyelami setiap untaian kata yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh yang ia ciptakan. Entah bagaimana Ilana Tan ini mendesain karakter tokoh pria di novelnya, herannya mereka-mereka yang tercipta dalam imajinasi ini selalu membuat saya ingin bergegas mengambil wudhu, tahajud, dan kemudian bersimpuh memohon untuk segera diturunkan jodoh seperti yang dikisahkan di dalam novel-novelnya Ilana Tan.

Di antara keempat novel tetraloginya Ilana Tan ini, yang menjadi novel favorit saya adalah Winter in Tokyo, dengan tokoh pria utama bernama Nishimura Kazuto. Saking tergila-gilanya dengan sosok Kazuto, dulunya saya bahkan sempat mencari-cari pemilik akun FB dengan nama Nishimura Kazuto. Sebenarnya... saya sepenuhnya sadar kok bahwa pemilik akun itu bukanlah seperti sosok Kazuto yang diceritakan di dalam novel. Tapi, entah mengapa, saya yang delusionis ini selalu beranggapan tokoh-tokoh imajiner seperti itu sejatinya bisa ditemukan di dunia nyata. Pemahaman saya yang seperti itu malah semakin didukung dengan kenyataan bahwa permintaan pertemanan di FB saya diterima! Kehebohan dan kealayan saya pun semakin memuncak ketika akhirnya kami saling bertegur sapa melalui dunia maya dan bertukar cerita di inbox FB.  Saya, yang saat itu masih duduk di kelas 2 SMA dan tinggal di asrama putri, sontak membuat geger satu asrama karena selalu heboh ketika mendapatkan pesan balasan dari Kazuto dunia nyata.

Mar 26, 2015 | By: Unknown

Who am I?

Ada hal-hal yang bisa dipelajari, bahkan dari orang mati. ― Ser Waymar Royce

Kusandarkan kepalaku ke tumpukan batu Ordovisium dan membiarkan tubuhku tergeletak di atas rerumputan hijau. Berada di ketinggian hampir 2.000 kaki membuatku merasa tenang. Setidaknya di sini hanya ada aku dan pikiranku, juga teriakan burung camar yang terdengar seperti mengadu. Angin mulai berhembus perlahan, membuat beberapa pohon kering dan rerumputan ikut bergoyang. Kau tahu, ini pertanda bahwa alam sedang ingin bercengkrama denganmu.

Inilah yang disebut Cadair Idris, gunung yang terletak di sebelah selatan Snowdonia. Aku tak ingin beranjak dari tempat ini sekarang. Gunung yang berdiri kokoh di Gwynedd, Wales, ini mampu membius rasa sakitku. Mengerti maksudku, kan? Tak ada penderitaan fisik yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan sakit yang mendiami hatimu. Kau yang pernah merasakannya mungkin akan berpendapat sama. Tapi kujamin, di sini kau bisa temukan penawarnya. Entahlah, aku tak yakin apa ini ada unsur mistis atau tidak. Namun, satu hal yang pasti akan kau rasakan. Kau akan mengerti apa itu kedamaian.

Berdirilah di Penygadair, puncak Cadair Idris. Kau akan menyaksikan langit biru dan gumpalan awan putihnya seperti sedang memelukmu. Matamu akan terpaku menyapu pemandangan dinding batuan Rhyolite Craig Cau yang mencuat dari bawah, mengitari danau biru Llyn Gadair yang dramatis. Terasa sempurna ketika kau menyadari terbentang rerumputan hijau yang sedang menyapamu. Dan―oh! Berjalanlah ke arah selatan. Dari sana kau bisa melihat Mawddach Estuary, pantai di Barmouth, dan juga Cregennen Lakes. Andai saja saat ini Mom bersamaku, dia pasti akan―ah, sudahlah.

Mar 17, 2015 | By: Unknown

Current Status : Lagi PDKT

Menginjak usia 20 tahun rasanya gak bakalan seru ya kalo gak ada bumbu-bumbu percintaan di sela-sela aktivitas sehari-hari. Eh tunggu, tapi sebenarnya memang gak perlu nunggu sampe usia 20 tahun juga sih ya, yang namanya cinta uda pasti bakal menghampiri setiap insan di muka bumi ini. Siapapun, di manapun, kapanpun, mau usia berapapun. Semua pasti merasakan apa yang namanya cinta..

Nah, tapi nih... cinta itu banyak banget definisinya, begitu pula cara orang-orang mengartikan maksud dari sebuah kata 'cinta' dengan banyak jenis dan genrenya. Masing-masing tentunya punya teori sendiri bagaimana untuk mengapresiasikan cinta. Dimulai dengan cinta pada diri sendiri, cinta pada yang telah menciptakan kita, cinta pada orang tua, cinta pada keluarga, cinta pada teman  (agak rancu ya?), cinta pada lawan jenis (atau sesama jenis ._.), cinta pada hewan peliharaan, cinta pada benda kesayangan, atau bahkan cinta pada makanan (curhat). Kita boleh mencintai siapa saja dan apa saja, dan untungnya tak ada undang-undang yang melarang untuk jatuh cinta pada siapapun atau apapun itu yang bisa membuat kita jatuh cinta. Asal... semua itu tidak berlebihan.




Feb 19, 2015 | By: Unknown

Are You Kidding Me?? Having Winter Vacation in Japan is Just Like...

Semangat pagi teman-teman semua!! 


Hari ini saya bersemangat sekali untuk mengawali pagi dengan langsung duduk manis di depan meja belajar saya, menjamah kembali laptop yang tergeletak di atas meja, dan membiarkan jari-jari saya melompat-lompat di keyboard menyusun serangkaian kata yang sejak malam tadi sudah menggunung di kepala ini. Benar sekali! Semalaman saya tidak bisa tidur. Otak saya sepertinya bekerja lebih berat dari biasanya, sehingga membuat saya harus jungkir balik di tempat tidur memikirkan kata-kata apa yang akan saya tuangkan di postingan blog saya saking bahagianya menemukan kompetisi blog My Ideal Japanese Winter Vacation ini. 


Bagaimana pula saya tidak berteriak lebay ketika menemukan kompetisi ini (bahkan belum tentu dinyatakan sebagai pemenang pun saya sudah histeris), di mana hari-hari saya selama liburan ini saya habiskan dengan mempelajari tata bahasa Jepang serta kebudayaannya yang menawan, bereksperimen membuat miso ramen seharian, duduk di depan laptop sepanjang hari berlatih mengucapkan kosa kata bahasa Jepang, membuat bucket list tempat-tempat yang harus saya kunjungi di Jepang , hingga sampai ke alam mimpi pun yang melekat di otak saya hanya Jepang. Bahkan saking nyatanya mimpi saya itu, ketika bangun tidur pun saya sampai merasa menggigil seolah sedang menggenggam gumpalan salju! Padahal nyatanya.... rasa dingin itu karena tangan saya yang entah kenapa, tiba-tiba sudah menempel di depan kipas angin begitu saja.... 



Jan 3, 2015 | By: Unknown

Ramenicha for Rameniacs

こんばんは みんなさん !!
(Konbanwa minna-san!!) 

Selamat tahun baru 2015 untuk teman-teman di manapun berada...

Di kalender saya hari ini sudah memasuki hari ketiga bulan Januari. Tapi mungkin kalender yang saya gunakan sedikit berbeda dengan kalender yang menjadi acuan orang-orang yang hingga kini masih saja menyalakan petasan dengan tidak berperasaan. Sedikit sarkas, tapi jujur saya merasa kesal karena mereka terus menyalakan petasan tanpa memikirkan suasana sekitar. Gak malem, gak siang, bahkan pagi-pagi buta juga saya masih saja mendengar suara petasan bergema. Rasanya sungguh seperti sedang berada di kawasan berkonflik. 

Gara-gara petasan tahun baru juga saya jadi sering kaget. Pas wudhu kaget. Pas tidur kaget. Pas makan kaget. Entahlah siapa itu yang senang menghambur-hamburkan uang dengan bermain petasan. Yang jelas itu sangat-sangat mengganggu terutama di waktu-waktu istirahat. Untuk ukuran saya yang sudah dewasa juga saya masih sering terkejut dengan suara petasan yang membahana, apalagi jika didengar oleh anak-anak atau bahkan bayi yang sedang istirahat. Tentu itu akan sangat mengganggu kesehatan dan kinerja jantung mereka yang masih lemah. Boleh-boleh saja bermain petasan, tapi tetap yang sewajarnya. Detik-detik tahun baru juga sudah lewat, dan alangkah baiknya kalau kita menyambut tahun baru ini justru dengan merenung dan semakin memperbaiki diri. Bukan malah hura-hura dengan tidak mempedulikan sesama. Banyak orang-orang yang bahkan tak sadar tahun telah berganti karena terlalu sedih memikirkan anggota keluarga mereka yang entah di mana akibat kecelakaan Air Asia. Tak hanya itu, berbagai bencana seperti tanah longsor di Banjarnegara, puting beliung di Barru, letusan Gunung Sinabung, semuanya telah merenggut kebahagiaan saudara-saudara kita yang ada di luar sana. Tak seharusnya menyambut tahun baru dengan terlalu larut dalam euforia. Toh, sejatinya hari-hari tetap sama saja. Yang membedakan adalah bagaimana semakin hari sifat dan sikap kita berubah menjadi semakin dewasa.