Apr 28, 2015 | By: Unknown

SolabCool, Inovasi Negeri Belanda yang Benar-Benar Cool!


          Teman-teman, pernah nggak sih ketika siang hari kalian merasakan panas yang luar biasa? Panas yang sungguh menyengat hingga rasanya kalian ingin melepas pakaian atau bahkan segera terjun ke kolam terdekat atau membuat kalian ingin segera menenggak sebotol minuman dingin bersoda? Panas yang sungguh terik yang membuat mood kalian berubah seketika bahkan menimbulkan nyeri di kepala? Panas yang sungguh membakar hingga membuat kalian ingin segera mengakhiri kegiatan apapun di luar dan cepat-cepat kembali ke rumah? Apapun jenis panasnya saya yakin kita semua pasti pernah merasakannya dalam kondisi yang berbeda-beda. Karena sebagai penduduk negara tropis, ini adalah hal yang sangat lumrah. Namun, apakah hal yang lumrah ini lantas membuat kita tak perlu menciptakan hal-hal inovatif di sekitar kita? Hmm...

Source : bchydro.com

Gerah, pusing, dan lelah. Tiga kata itu merupakan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan saya setiap kali mengikuti perkuliahan di kampus menjelang tengah hari, di mana saat itu terik matahari yang saya rasakan biasanya terasa tidak manusiawi lagi. Apalagi kelas perkuliahan saya dipenuhi dengan kapasitas mahasiswa yang berlebih, AC di ruangan kelas tak lebih dari sekedar aksesori, ditambah dengan jalannya perkuliahan yang terasa alot karena terlalu banyak dijejali teori. Jadilah sepanjang perkuliahan itu saya habiskan dengan mengutuk diri saya sendiri, yang ternyata tanpa saya sadari selama ini turut ambil andil dalam memperbesar efek global warming sehingga mengakibatkan jarak antara bumi dan matahari seolah hanya tinggal beberapa senti.
          Di saat-saat gerah seperti itu saya berpikir, bagaimana sih caranya agar energi panas yang luar biasa ini bisa dikonversikan menjadi sesuatu yang dingin? Loh, emang bisa? Hmm, hal ini terdengar mustahil memang, karena yang kita tahu panas dan dingin merupakan dua hal berbeda yang saling berlawanan. Tapi ternyata di belahan bumi lainnya, tepatnya di negara Belanda, seorang Henk de Beijer menyatakan tidak ada kemustahilan untuk sebuah inovasi yang menakjubkan. Tahun 2013 lalu, seorang penemu sekaligus pengusaha asal Belanda ini ternyata berhasil membuat sebuah inovasi unik loh! Inovasinya mampu memanfaatkan energi panas berlebih yang berasal dari matahari maupun limbah panas pabrik atau perkantoran menjadi sebuah sistem pendingin yang ramah lingkungan. Woaa... Sepertinya bagi kita yang seringkali badmood karena panas, ada baiknya kita mengenal lebih jauh inovasi keren temuan Henk de Beijer ini.
 
Source : comotrabajar.com


Sekilas tentang SolabCool
Yap! Namanya adalah SolabCool. Inovasi ini pertama kali tercetus ketika Henk de Beijer melihat peluang pasar bahwa terdapat hampir 500.000 rumah di Belanda yang saling terhubung dalam sebuah jaringan listrik pemanas. Pemanas ini akan sangat efisien ketika digunakan saat musim dingin. Namun, ketika musim panas, sedikit sekali warga yang mau menggunakan jaringan ini di rumah mereka. Henk de Beijer kemudian berpikir bagaimana caranya agar jaringan ini dapat digunakan baik di musim dingin maupun di musim panas. Dan, satu-satunya cara adalah dengan mengubah panas yang terdapat dalam jaringan menjadi pendingin sehingga tetap bisa digunakan saat musim panas.
Awalnya banyak yang mencibir ide Henk de Beijer karena ini terdengar sangat mustahil. Tetapi, de Beijer mampu membuktikan rasionalitas idenya dengan mengambil contoh cara kerja pabrik pembakaran sampah (insinerasi) di Desa Duiven di Belanda yang mampu memasok panas hingga 70 MW ketika musim dingin, dan hanya memasok panas 7 MW saja ketika musim panas. Selanjutnya, ide de Beijer untuk membentuk sistem pendingin ini kemudian didukung oleh TNO (organisasi penelitian independen Belanda), dan Universitas Teknologi Eindhoven yang bekerjasama untuk KIC InnoEnergy sehingga lahirlah SolabCool.


Source : www.kic-innoenergy.com


Bagaimana sih cara kerja SolabCool?
Teman-teman, taukah kalian bahwa cadangan energi fosil (gas, minyak bumi, dan batu bara) di dunia ini hanya bisa mencukupi hingga tahun 2088? Itu artinya diperkirakan 73 tahun dari sekarang kita bakal kehabisan sumber bahan bakar. Nah, untuk membantu memperlambat kelangkaan energi, namun di sisi lain juga dapat digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan manusia akan pendingin, SolabCool diciptakan dengan memanfaatkan energi surya maupun perpaduan limbah panas dari pabrik untuk kemudian diolah menjadi sistem pendingin.
Prinsip teknologi SolabCool ini adalah ‘solid sorption’ atau penyerapan padat yang memiliki sifat higroskopis sehingga mampu menyerap cairan. Proses ini terjadi di inti SolabCool yang berupa pompa panas thermo-kimia. Pompa panas thermo-kimia terdiri dari dua ruang silinder. Di setiap ruangnya terdapat reaktor, kondensor, dan evaporator yang berfungsi memberikan pendinginan ketika proses pengisian maupun pemakaian. Proses lengkapnya dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.


Proses charging
Proses discharging

Nah, singkatnya, proses yang terjadi di dalam SolabCool ini adalah dengan menggunakan benda padat seperti silika yang mampu menyerap kelembaban air. Selanjutnya silika ini dipanaskan dengan menggunakan energi panas (65°C - 95°C) yang diperoleh dari panas matahari maupun panas limbah pabrik atau lainnya agar uap air keluar dan terkondensasi. Jika menginginkan uap air lebih, maka dapat menambahkan energi panas yang lebih pula. Dan voila! udara di sekitar kita akan terasa jauh lebih dingin.

Apa saja kelebihan SolabCool ini?
          Selain menggunakan sumber energi alternatif, ternyata SolabCool juga membantu mengurangi emisi gas CO2 dan mampu mendinginkan dengan biaya yang bahkan jauh lebih murah daripada AC konvensional. Ini artinya dengan menggunakan SolabCool, secara tidak langsung sudah membantu mengurangi pemakaian bahan bakar fosil sekaligus mengurangi efek global warming. Selain sebagai bentuk efisiensi ketika musim panas, penggunaan SolabCool juga dinilai ramah lingkungan dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Utrecht University, Friso Huizinga, menunjukkan bahwa teknologi PV-T (Hybrid solar photovoltaic-thermal systems) dalam SolabCool yang digabungkan dengan air merupakan desain PV-T yang paling menguntungkan karena mampu menghasilkan energi panas dan listrik yang paling maksimal. Sehingga, jika digabungkan dengan chiller akan lebih efisien menurunkan suhu di ruangan ataupun di lingkungan sekitar. Saat ini SolabCool juga sudah mengeluarkan produk terbaru loh, yaitu SolabChiller khusus untuk perumahan dan SolabCascade untuk lingkup yang lebih besar seperti perkantoran.

Gimana teman-teman? Tertarik untuk mencoba inovasi Belanda yang keren dan unik ini? Atau teman-teman jadi tertarik untuk berinovasi sendiri supaya bisa mengatasi panas menyengat di siang hari? Lihat, hanya dari sebuah ide sederhana SolabCool ini, Henk de Beijer akhirnya bisa menghasilkan inovasi luar biasa yang bisa bermanfaat tak hanya untuk masyarakat Belanda saja, tapi juga bagi penduduk bumi. Nah, kita yang memiliki musim panas lebih panjang dari Belanda, harusnya juga bisa menghasilkan inovasi yang lebih banyak lagi. Ingat pepatahnya John S. Herrington,

“There are no dreams too large, no innovation unimaginable, and no frontiers beyond our reach.”


Referensi


Elemen : Fire

0 comments:

Post a Comment